Semangat Soichiro Akan Kembalikan Honda ke Jalur Kemenangan

Mantan komentator MotoGP™, Nick Harris, menelusuri sejarah Honda untuk melihat bagaimana pabrikan Jepang dapat mengatasi masalah yang tengah dialami.

Hasil balapan di COTA pada Minggu makin menambah apa yang sudah kita ketahui. Honda berusaha mati-matian untuk keluar dari lubang yang sangat dalam. Maverick Vinales menulis ulang buku sejarah untuk Aprilia. Ada tiga pabrikan berbeda yang naik podium, sementara kemenangan terakhir Honda di kelas utama terjadi musim lalu. Sejak itu, hanya ada dua balapan Tissot Sprint dan satu podium Grand Prix untuk Marc Marquez, sebelum ia hengkang pada akhir 2023. Ini akan menjadi perjalanan yang panjang, sulit, dan menyakitkan untuk kembali ke podium teratas, tetapi mereka akan berhasil. Pertanyaannya adalah kapan, bukan jika. Mereka telah ada sebelumnya dan selalu keluar dari sisi lain karena semangat, tekad serta keinginan sang pendiri tak akan pernah padam.

Tujuh puluh tahun yang lalu, Soichiro Honda tiba di paddock pada putaran kedua Kejuaraan Dunia 1954 di Isle of Man TT. Seminggu kemudian, ia pergi dan mengumumkan akan kembali suatu hari nanti dengan motor yang mampu mengalahkan yang terbaik di dunia, sembari menenteng sebuah koper berisi karburator, rantai, dan ban. 72 Gelar juara dunia konstruktor dan 821 kemenangan Grand Prix, menjadi bukti Soichiro Honda adalah sosok yang selalu bisa dipercaya untuk menepati janjinya.

Tom Phillis, 1961
Tom Phillis, 1961

Ia sempat dikejutkan dengan kecepatan dan kehebatan pabrikan yang bersaing di Isle of Man TT, terutama motor 125cc dan 250cc milik pabrikan NSU asal Jerman. Lima tahun yang sulit berlalu, sebelum memutuskan kembali ke Isle of Man. Kali ini tidak sendirian, tetapi dengan tim untuk memulai mimpi mencapai puncak, yang bahkan tak terbayangkan oleh Soichiro Honda.

Pada 1955, tim Honda memulai balapan di Gunung Asama yang terletak di sebuah desa di kaki gunung berapi aktif di Pulau Honshu, Jepang. Para pembalap memulai secara berpasangan di sekitar lintasan sepanjang 19 km di permukaan abu vulkanik yang terkompresi. Tantangan utama mereka datang dari Yamaha dan Suzuki. Pertempuran yang dimulai di sekitar gunung berapi itu lalu beralih ke panggung dunia.

Saya baru berusia 12 tahun pada 1959, namun saya masih ingat foto-foto balapan Isle of Man TT. Bukan motor para pembalap yang sedang beraksi, tapi para pembalap Jepang yang jauh dari rumah, duduk di kursi geladak yang tidak nyaman di Villa Marina di pinggir laut Douglas. Mereka telah memenangi hadiah 125cc untuk tim Honda dengan pembalap terbanyak yang finis dalam penampilan pertama di Kejuaraan Dunia. Salah tiga pembalap asal Jepang bahkan belum pernah berkompetisi di sirkuit. Motor C142 mereka menampilkan mesin DOHC bevel-drive dengan empat kepala katup. Tenaga mereka kalah dari pabrikan Italia dan Jerman Timur, serta kurangnya latihan mengakibatkan penanganan yang buruk. Biasanya, mereka tetap pada tugas mereka.

Bill Hunt adalah naradamping (liaison officer) yang juga berkompetisi dalam lomba lari 173,650 km di sekitar lapangan Clypse. Ia didampingi oleh pembalap Jepang: Giichi Suzuki, Junzo Suzuki, Naomi Taniguchi serta Teisuke Tanaka. Tim ini dikelola oleh Kiyoshi Kawashima, yang kemudian menjadi Presiden Honda Motor Company. Honda tak hanya mengumpulkan penghargaan tim untuk pembalap yang finis terbanyak, tetapi posisi keenam Taniguchi membawa poin Kejuaraan Dunia pertama mereka. Perjalanan telah dimulai. Dua tahun kemudian, Honda mulai catatkan prestasi. Tom Phillis dari Australia membawa Honda raih kemenangan Grand Prix pertama di GP Spanyol 125cc di Montjuic Park pada 1961. Tiga minggu kemudian di Hockenheim, Jerman Barat, Kunimitsu Takahashi menjadi pembalap Jepang pertama yang menangi Grand Prix dengan mengendarai Honda 250cc. Musim berakhir dengan Mike Hailwood dan Phillis mempersembahkan Honda dua gelar pertama dari 72 titel dunia konstruktor. Phillis juga menjadi pembalap Honda pertama yang sukses Juara Dunia 125cc.

Tom Phillis, Mike Hailwood, Assen, 1961
Tom Phillis, Mike Hailwood, Assen, 1961

Mirip seperti tantangan balap Honda pertama dalam balapan di sekitar Gunung Asama, ada banyak rintangan dalam perjalanan menuju 821 kemenangan Grand Prix Proyek empat tak yang bernasib buruk di era dua tak, penarikan diri dari balap karena keterbatasan teknik, tragedi, pembelotan Valentino Rossi ke Yamaha dan dominasi pabrikan Jepang lainnya, semuanya telah diatasi.

Honda akan kembali ke jalur kemenangan dan Soichiro Honda akan terus memantau setiap pergerakannya.

Elevate your weekend!

🏍️ Experience the action with exclusive access in the MotoGP™ VIP Village

Buy now!